Warga Mlirip Mojokerto Sukses Ekspor Briket Batok Kelapa ke Eropa dan Amerika - Diksi Today

Selasa, 18 Oktober 2022

Warga Mlirip Mojokerto Sukses Ekspor Briket Batok Kelapa ke Eropa dan Amerika

Eka Meidayanti, Pemilik IKM Briket Arang yang Sukses Ekspor ke Eropa dan Amerika

LN News Today(Mojokerto) - Modal Rp50 juta, sembilan tahun menjadi cerita sukses Eka Meidayanti (40). Warga Desa Mlirip, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto ini sukses ekspor briket batok kelapa ke sejumlah negara di Eropa dan Amerika, meski awal bisnisnya tidak selalu berjalan mulus. 

Bersama sang suami Mr Amjad Khan, ibu empat anak ini jatuh bangun hingga akhirnya sukses ekspor briket hingga ke Eropa dan Amerika dan memiliki merk sendiri, Silverco. Semua usahanya dimulai dari eksportir arang di Surabaya dan Gresik. Keinginannya untuk maju membuatnya menggeluti bisnis ini.

Dengan modal Rp50 juta, batok kelapa ia datangkan dari Madura sebanyak tiga truk per hari. Namun tabungan yang dikumpulkan selama lima tahun tersebut habis hanya dalam waktu satu minggu karena arang produksinya tidak sesuai dengan keinginan pasar. Ia kemudian belajar dari YouTube dan sejumlah pengusaha arang.

Namun ia lagi-lagi harus menghadapi masyarakat Sidoarjo yang demo akibat asap yang ditimbulkan dari usahanya yang didirikan di Sidoarjo tersebut. Kemudian membeli alat dari Madura yang bisa meminimalisir asap yakni berupa drum dengan kapasitas 25 kg arang. Untuk 100 kg batok kepala jadi 25 kg arang. 

Namun keinginan untuk menyuplai ke eksportir tidak mungkin kapasitas yang kecil sehingga ia pun mulai mengembangkan dengan belanja dari petani arang dari Madura. Ia sempat membeli bahan baku setengah jadi meski akhinya gagal lagi. Dari pabrik briket di Gresik, ia akhirnya beralih ke briket.

Eka pun belajar membuat briket dari teman yang memiliki mesin namun tidak bisa menjalankan dengan kapasitas 1-2 ton per hari. Bahkan ia berani ambil dari eksportir dengan DP (Down Payment) 50 persen dan ditambah dengan modalnya, namun produksinya kembali gagal gara-gara briket batok kelapa miliknya berwarna abu-abu.

Dari pengalaman tersebut, ia kemudian membuka usahanya di Mojokerto. Dengan menyewa gedung milik Koperasi Unit Desa (KUD) Desa Gedeg, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto. Usaha yang ditekuninya terus berkembang hingga akhirnya terdampak Covid-19 pada 2020 lalu.

Setelah angka Covid-19 turun, shipping (kegiatan pengiriman barang dari penjual ke pembeli) mulai naik. Sehingga saat ini, dalam setiap minggu dua sampai tiga kali bayer datang untuk melakukan pemesanan. Mulai dari Amerika, Perancis, Saudia Arabia, Korea datang ke tempatnya untuk order. 

Ditambah saat ini, Perancis dan Eropa sedang krisis energi sehingga permintaan cukup banyak. Namun ia tidak bisa memenuhi permintaan dari Perancis yakni 50.000 ton briket kalori di atas 4.000 per bulan. Ia hanya mampu mengerjakan permintaan antara 100 ton sampai 300 ton per bulan. 

Permintaan briket batok kelapa cukup besar namun karena usaha miliknya hanya Usaha Kecil Menengah (UKM) sehingga untuk mendapatkan pendapatan lebih besar, agak susah. Meski UKM namun kwalitas briket batok kelapa miliknya di luar negeri adalah Charcoa yang paling bagus. 

Hal tersebut yang menjadi main power untuk ia dan para pengusaha lainnya karena produk Indonesia produk kebanggaan. Saat ini, ia sudah memiliki merk sendiri yakni Silverco yang merupakan satu-satunya produk unggulan Mojokerto diakui go internasional ke Turki.

"Ada sekitar 18 orang per shift, rata-rata sebulan 100 ton karena kita hanya menjalakan satu shift. Tapi saat permintaan banyak, kita akan dijalankan dua shift. Bulan Oktober ini, Silverco ya ke Turky, USA, Rusia dan Inggris masing-masing 1 kontainer jadi sudah 100 ton. Bulan depan rencananya ke Jebel Ali," ungkapnya, Selasa (18/10/2022).

Masih kata lulusan Program Usaha Bisnis Unesa Surabaya ini, jika Silverco sudah sampai di Turky maka permintaan 200 ton per bulan. Sehingga saat ini, ia berencana menambah kapasitas dengan menambah mesin. Namun menurutnya yang sulit untuk menjaga kestabilan kwalitas dan menjaga pasar. 

"Kepuasan pelanggan menjadi penting bagi pengusaha briket. Untuk menjaga kwalitas, memang awalnya saya mengambil bahan setengah namun saat ini dari awal. Dari batok kelapa hingga menjadi briket batok kelapa," jelasnya.*(min/ning). 

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda