Enam Jam, 2 Warga Ngoro Mojokerto Ditemukan Gantung diri - Diksi Today

Senin, 31 Oktober 2022

Enam Jam, 2 Warga Ngoro Mojokerto Ditemukan Gantung diri

Petugas Identifikasi Sat Reskrim Polres Mojokerto melakukan olah TKP

LN News Today(Mojokerto) - Dalam waktu enam jam, dua warga Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto ditemukan meninggal dengan cara gantung diri. Kedua warga tersebut yakni pelajar berinisial DFR (18) warga Desa Kesemen RT 01 RW 03 dan seorang petani Darto (65) warga Desa Purwojati RT 02 RW 12.

Pelajar kelas XII SMA ini ditemukan sang ibu, Umi Rokhani (41) gantung diri di dapur rumah sekira pukul sekira pukul 09.00 WIB. Saat itu, sang ibu pulang dari pengajian rutin melihat anak si mata wayangnya sudah tergantung di atap dapur menggunakan tali tambang warna biru.

Sang ibu kemudian berteriak meminta tolong dan dibantu keluarga dan tetangga berupaya melepas jeratan di leher korban menggunakan pisau dapur. Namun nahas, nyawa korban sudah tidak tertolong. Sementara, Darto (65) ditemukan gantung diri oleh sang istri, Siti Kholifah (27) sekira pukul 15.00 WIB.

Sekira pukul 14.00 WIB, istri korban memberikan makan dan korban menyuruh istrinya untuk membeli obat asam urat di apotek. Istri korban membeli obat dengan diantar kakak ipar korban. Namun saat pulang dan membuka pintu rumah, istri korban melihat korban sudah dalam keadaan gantung diri.

Korban bunuh diri menggunakan seutas tali tambang warna hijau yang dikaitkan pada kayu kuda-kuda bangunan rumah dengan menggunakan pijakan kursi tamu. Anggota Reskrim Polsek Ngoro bersama Petugas Identifikasi Sat Reskrim Polres Mojokerto melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).


"Dari dua kejadian gantung diri tersebut, petugas tidak menemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Dan pihak keluarga korban menolak untuk dilakukan otopsi sehingga pihak keluarga membuat surat pernyataan," ungkap Kasi Humas Polres Mojokerto, Ipda Tri Hidayati, Minggu (30/10/2022).

Terkait kasus bunuh diri pelajar, lanjut Kasi Humas, berdasarkan keterangan keluarga dan tetangga, beberapa pekan terakhir korban cenderung diam dan menyendiri. Diduga korban depresi dan nekat mengakhiri hidupnya, bukan karena permintaannya tidak dituruti ataupun soal asmara. 

"Sementara untuk kasus bunuh diri yang dialami petani di Desa Purwojati, menurut keterangan dari istri korban dan para tetangga bahwa korban mengalami sakit komplikasi (asam urat, kolesterol dan diabet) sejak satu tahun yang lalu dan korban sempat frustasi karena penyakitnya tersebut tidak kunjung sembuh," jelasnya. 

Dari keterangan istri korban dan tetangga, lanjut Kasi Humas, korban dalam melakukan kegiatan sehari-hari tidak bisa berjalan sehingga harus merangkak. Kedua jenazah korban sudah diserahkan ke pihak keluarga masing-masing untuk dimakamkan.

Jika Kamu butuh bantuan konsultasi untuk mengatasi masalah depresi atau Kamu melihat orang yang ingin melakukan aksi bunuh diri bisa menghubungi nomor darurat Kementerian Kesehatan di 119.*(ning).

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda